PENDUDUK LANSIA INDONESIA: BONUS DEMOGRAFI KEDUA?
Penyusun Artikel:
Ragil Waseza. 2016. Penduduk Lansia Indonesia: Bonus Demografi Kedua?. Artikel Kependudukan, Nominasi Lomba Blog Kependudukan Tahun 2013 dari Provinsi Jawa Tengah.
Ragil Waseza. 2016. Penduduk Lansia Indonesia: Bonus Demografi Kedua?. Artikel Kependudukan, Nominasi Lomba Blog Kependudukan Tahun 2013 dari Provinsi Jawa Tengah.
Oleh
banyak pihak, Indonesia disebut sedang menikmati bonus demografi ketika jumlah
penduduk dengan usia produktif sangat besar. Sementara penduduk usia mudanya
semakin mengecil dan penduduk usia lanjutnya (lansia) belum membesar.
Pemerintah sendiri mengklaim bonus demografi ini sudah dinikmati sejak 2012,
dimana rasio ketergantungan penduduk di bawah 50% per 100 penduduk usia
produktif. Dengan kekuatan tenaga kerja produktifnya, kedepannya bangsa
Indonesia diharapkan mampu menguasai ekonomi dunia. Puncak bonus demografi yang
dinikmati Indonesia, diperkirakan terjadi tahun 2028-2031. Setelah itu, jumlah
penduduk lansianya akan membesar (Haryanto.
2015:1).
Penduduk
lanjut usia merupakan satu komposisi penduduk yang perlu segera mendapat
perhatian, karena secara demografis pertumbuhan penduduk lanjut usia
diperkirakan semakin meningkat dari tahun ke tahun dikarenakan keberhasilan
program keluarga berencana serta peningkatan di bidang kesehatan masyarakat
terutama kesehatan bayi dan ibu melahirkan. Persoalan yang saat ini sangat
aktual di Indonesia adalah meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut
usia dikarenakan harapan hidup pada waktu lahir penduduk Indonesia semakin
meningkat, tentu hal ini merupakan tantangan cukup berat bagi pemerintah dan
masyarakat.
Saat
ini jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia menduduki peringkat ketiga
terbanyak di dunia. Lansia adalah penduduk yang berusia di atas 60 tahun. Diprediksi
seiring peningkatan tingkat kesejahteraan, Indonesia akan menjadi jawara dalam hal
jumlah lansia tahun 2025 mendatang, yakni berjumlah 36 juta jiwa. Mengutip pernyataan
Arya G. R. dari Persatuan Gerontologi Medik Indonesia, berdasarkan sensus
penduduk 2010 jumlah lanjut usia 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen penduduk. Tahun
2014 lalu, jumlah lansia mencapai 18,78 juta orang lebih.
Dikutip
dari :
Sutriyanto.
2015. http://www.tribunnews.com/kesehatan/2015/05/27/tahun-2025-indonesia-diprediksi-memiliki-jumlah-lansia-terbesar-di-dunia
Pengertian
lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60
tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun
sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan
seseorang telah disebut lanjut usia.
Menurut
Haryanto (2015:1) : Jumlah penduduk lansia yang membesar ternyata berpotensi
memberikan banyak benefit jika tangguh, sehat dan tetap produktif. Penduduk
lansia tersebut bahkan diprediksi menjadi bonus demografi kedua bagi Indonesia.
Namun demikian, menjadikan penduduk lansia tetap sehat, tangguh dan produktif
tentu membutuhkan banyak persiapan serta dukungan dari semua pihak. Persoalan
kualitas gizi, sanitasi sertadukungan lingkungan yang sehat kemudian menjadi
beberapa hal prioritas yang wajib diwujudkan, samahalnya dengan penyiapan
kualitas penduduk usia produktif.
Sebagai
wujud kepedulian dan penghargaan bagi warga negara yang sudah lansia Presiden
Soeharto mencanangkan Hari Lansia Nasional di Semarang pada tanggal 29 Mei 1996
sebagai bentuk penghormatan kepada Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat, yang
lahir pada tahun 1879. Bagaimana efek peringatan Hari Lansia terhadap kehidupan
sehari-hari? Perlahan tapi pasti, masyarakat kota ‘kembali’ dimotivasi oleh
kepedulian terhadap para lansia. Hal ini dapat dilihat dari mulai tersedianya
tempat khusus untuk para lansia, ibu hamil dan penyandang disabilitas di
tempat-tempat umum seperti halte bus. Peringatan hari Lansia memiliki tujuan
untuk mengingatkan kepada masyarakat luas tentang pentingnya memuliakan lansia
serta bahwa lansia bukan menjadi beban keluarga, namun mereka adalah bagian
keluarga yang memiliki hak untuk menikmati kebahagiaan, terjaga kesehatannya,
dan masih tetap bisa produktif sesuai dengan kemampuan fisiknya.
Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik,
psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi
labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia,
perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi
rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan),
psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental
lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan
dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran.
Lansia
juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam
penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari
penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia, semakin banyak
jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan menimbulkan masalah
antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan kebingungan dalam
menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek
samping obat atau interaksi obat.
Berikut
adalah hal-hal yang sering dialami oleh penduduk lanjut usia, diantaranya :
1. Berhubungan dengan kesehatan lansia ( fisik) :
Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya
tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat
yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Pemberian
nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia, misalnya pemberian asupan
gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber
pada buah dan sayur yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap. Misalnya, minum air
putih 1.5 – 2 liter secara teratur, olah raga teratur dan sesuai dengan
kapasitas kemampuanya, istirahat dan tidur yang cukup, minum suplemen gizi yang
diperlukan, memeriksa kesehatan secara teratur.
2. Berhubungan dengan masalah intelektual
Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat
muda dengan hidup sehat, yaitu dengan cara :
a. Jadikan olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian.
b. Hendaknya membiasakan diri dengan tidur yang cukup.
c. Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat.
d. Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran.
e. Segera obati depresi yang dialami.
f. Hendaknya selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.
g. Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan
daya ingat.
h. Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah
kemampuan otak
i. Hendaknya berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan
pikiran.
j. Tumbuhkan rasa optimis dalam diri.
3. Berhubungan dengan Emosi :
a. Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak
kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga
dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah
tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
b. Tersenyum dan tertawa sangat baik dilakukan, karena akan
memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak
lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup
dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa
juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan
otak kita dari kelelahan.
c. Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas
selama seminggu maka dilakukanlah rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal,
dapat disesuaikan denga kondisi serta kemampuan.
d. Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang
baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat
jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang
baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang
selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan
orang-orang yang dicintai dan disayangi.
4. Berhubungan dengan Spiritual
a. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri
kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi
tenang.
b. Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih
banyak beribadah
c. Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara
teratur.
Dikutip dari :
Dengan
berbagai solusi di atas, hal penting yang dapat disimpulkan adalah bagaimana
menjadikan penduduk usia lanjut menjadi sehat. Sehatnya penduduk usia lanjut
bukan tidak mungkin menjadikan mereka sebagai penduduk yang dianggap usia non
produktif tetapi masih aktif dan produktif.
Masyarakat
khususnya keluarga yang memiliki anggota keluarga lanjut usia (lansia),
hendaknya memberikan ruang berkarya bagi para lanjut usia. Mereka idealnya
harus tetap produktif. Gaya hidup aktif dan produktif akan mengurangi risiko terserang
berbagai penyakit di usia tua. Potensi lansia itu juga diharapkan dapat
terwadahi dalam kelembagaan masyarakat sehingga mereka dapat beraktivitas,
berinovasi dan kreatif untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Peningkatan
kesejahteraan lansia secara mandiri inilah yang merupakan bonus demografi
kedua.
Sumber Bacaan dan
Referensi:
____. 2012. Permasalahan
Lanjut Usia (Lansia).http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/326-permasalahan-lanjut-usia-lansia.html.
Diakses pada Rabu, 9 Maret 2016 pukul 21.22 WIB.
Dewi, Yulia Kusuma. 2012. Makalah Perkembangan
Lansia. https://yuliakusumadewi.wordpress.com/2012/03/12/makalah-perkembangan-lansia/.
Diakses pada Rabu, 9 Maret 2016 pukul 19.01 WIB.
Haryanto, Joko Tri. 2015. Penduduk Lansia dan Bonus Demografi Kedua. Pegawai Badan Kebijakan
Fiskal Kementerian Keuangan RI.
Sutriyanto, Eko. 2015. Tahun
2025 Indonesia Diprediksi Memiliki Jumlah Lansia Terbesar di Dunia.http://www.tribunnews.com/kesehatan/2015/05/27/tahun-2025-indonesia-diprediksi-memiliki-jumlah-lansia-terbesar-di-dunia.
Diakses pada Rabu, 9 Maret 2016 pukul 21.10 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar